Proses memilih pemimpin daerah sedang menjadi ‘gawe’ warga
Solo sampe 9 Desember nanti. Perjalanan kami dengan agenda direct selling ke
rumah-rumah dan bertemu masyarakat memberi seabreg pelajaran. Mblusuk kerumah-rumah dan bertemu
masyarakat bagaikan sales bukan ‘hal
baru ‘ bagi kami kader PKS. Monggo saja dibilang ‘jualan’ partai, jualan
pasangan calon hehehe… memang kami sedang mengenalkan apa yang kami anggap baik
untuk masyarakat, kok! MESKIPUN memang
kami haqqul yakin TIDAK ADA KESEMPURNAAN
jika kita masih mengaku sebagai ciptaan Allah, apalagi Cuma partai pasangan calon pemimpin dan sistem pemilu
buatan manusia. Semua punya potensi buruk, salah, berlebihan, tidak akan
menang, in itu semua pasti. Namun…bukan tidak ada postif dan kontribusi
kebaikannya juga tho? heehe
Kembali ke masalah Pilkada dan menawarkan pilihan pada
pasangan calon, tidak dipungkiri dan JUJUR sajalah ada dua pasangan yang
akhirnya mengerucut pada pilihan muslim dan non muslim. Tidak perlu tabu
membicarakan ini karena memang pasangan Anung- Fajri Muslim-muslim dan bapak FX
Rudi- Purnomo Non Muslim-Muslim. Ini menarik dan tidak masalah. Isue agama
adalah sah sebagai pertimbangan pemilih, asalkan fair dalam menyampaikan
informasi tentang pasangan calon dan profilnya. Artinya, memang wajar dong jika saudara-saudara yang Non- Muslim memilih
FX Rudi tho? Atau jelas yang memahami bahwa seorang muslim wajib memilih pemimpin
seakidah juga sangat wajar bukan jika memilih Anung – Fajri ?! maka bagi yang mengatakan “jangan
bawa-bawa agama di Pilkada ” yaa gimana yaa piye-piyeo (solo banget
yak. bagaimanapun, ed) agama itu songgone wong urip (tiangnya orang hidup),wajar
orang akan lebih memilih orang yang
seakidah lah untuk memimpinnya.Jadi melibatkan agamamu dalam segala selera
hidupmu itu wajar kok, baik Anda Muslim maupun non Muslim.
Pun begitu, dari bincang-bincang dengan teman-teman,
tetangga dan masyarakat yang saya temui ada pula yang tidak melulu memilih
pasangan calon berdasarkan agama. Wajar kok. Selera tidak bisa dipaksakan. Seperti
yang kita tahu, Koalisi Solo Bersama diusung beberapa partai yang tidak semua
berbasis partai Islam. Maka disini menarik, saat saya tanya seorang teman dan
warga yang kebetulan saya temui beberapa ( yang kebetulan non muslim) ternyata
juga tidak selalu memilih berdasar agama.
Beberapa menyatakan “Mbak…kita memilih
pemimpin bukan hanya siapa dia tapi siapa yang mengusungnya. Meskipun saya
bukan Muslim, saya memilih AFI, karena partai pendukungnya minimal tidak
nggegirisi mbak…meskpun semua bukan jaminan tapi kita ingin bersama membangun
Solo ini lebih baik bersama-sama, saya pikir Pak Anung dan Mas Fajri bisa
mengayomi kami juga yang non –Muslim kok, pengalaman pak Anung di pmerintahan dan
mas Fajri di masyarakat juga lumayan.
Semoga ya mbak, kita doakan agar Tuhan memberkati..”
Semoga pilkada Solo sejuk dan mnyejukkan, damai dan
mndamaikann. Tak perlu ada ancaman ketakutan, ancaman bakar-bakaran kalo pasangan
tertentu tidak menang, atau budaya-budaya premanisme yang dihembuskan ke
masyarakat, atau intimidasi ‘halus’ yang membuat masyarakat justru tidak
menggunakan hak pilihnya, atau pembodohan opini. Biarkan masyarakat Solo
memilih karena kesadarannya monggo apakah kesadaran religiusnya atau…kerinduan
akan moralitas, budi dan pengayoman pemimpinnya, karena moralitas, budi dan
pengayoman itu MILIK dan AJARAN SEMUA AGAMA .
****
“Apa Tidak ada NKRI di hati anda? Kok Bilang Berasa Gak
Punya Presiden”
menulis
status tentang apa yang kita ‘pikirkan’ di sosmed tentulah menawarkan dua pilihan saat ini :
dibully atau dibela. Hm..bagi saya, itu tidak banyak berpengaruh. Kita harus
belajar memaknai ‘kemerdekaan ‘ cipta, rasa dan karsa kita.
Tersebutlah saya, seorang warga negara biasa, yang juga ibu
rumahtangga ini ‘lancang sekali’ menulis status tentang kabut asapngan
‘mennatang’ para pembela presiden dan kabinet HEBAT , yang saya anggap ini
memang tugas negara doong melindungi warga.saya mungkin terlalu judes dengan
‘menantang’ para pemujua, pembela presiden dan kabinet HEBAT yang dulu suka
dishare linknya, atau diposting kinerja2 hebatnya di awal. Nah…coba doong
sekarang saya dikasih postingan2 tentang kinerja peme.ihhiirr…termasuk nyinyir
bilang “ Saya memang berasa GAK PUNYA PRESIDEN” kok… ahhhay rupanya