Pemilu tinggal sepuluh hari.Amanah
menjadi salah satu caleg perempuan sebuah partai politik, sejak awal sudah saya
niatkan tidak akan menggunakan cara-cara caleg kebanyakan : hanya pasang-pasang
banner, bikin spanduk besar-besar.Untungnya lagi, di partai pengusung kami
semua caleg tidak ada persaingan sebab semua caleg memiliki visi utama : meraih
suara untuk partai sebanyak mungkin,soal
siapa yang nantinya terbanyak dipilih masyarakat, itulah yang mengemban
amanah. Tak muluk yang saya lakukan
selain memperbanyak silaturahim, memperbanyak datang langsung ke
kantung-kantung konstituen. Dan apa yang saya temukan? Ternyata pemilih
terbesar, yaitu kaum perempuan justru tidak banyak yang tertarik memilih karena
mereka apatis dan –mungkin- lelah dengan pemilihan-pemilihan pemimpin maupun anggota dewan yang menurut
mereka tidak banyak memberi manfaat langsung bagi mereka.
tidak dapat disalahkan.Masyarakat
hanyalah para penonton media yang disuguhi berbagai drama politik di negri
ini.Namun jika saya ditanya mengapa masih mau dijadikan ‘caleg’ oleh partai
politik yang saya usung sekarang?Mengapa harus banyak caleg perempuan yang
nantinya menjadi anggota legeslatif (aleg) ?
Saya masih memiliki rasa optimisme terhadap caleg perempuan. Ditengah
keapatisan masyarakat di negri ini, sejatinya para perempuan yang benar-benar loyal dan tulus,
akan mampu memberi perubahan dan suasana baru didalam dan diluar gedung
dewan.Para caleg perempuan harus memenuhi jumlah yang telah ditetapkan. Setidaknya ada tiga alasan
mengapa caleg perempuan harus banyak dipilih masyarakat (terutama pemilih
perempuan itu sendiri).Ada
harapan-harapan perubahan yang bisa diwujudkan oleh caleg permpuan
1. 1.Harapan Perbaikan Moral dan Mental Wakil Rakyat
Sekali lagi,
tidak dipungkiri kekecewaan masyarakat terhadap tingkah polah para wakil yang
telah dipilih mengemban amanah sebagai anggota dewan yang terhormat, ternyata
sebagian dari mereka (yang terekspose, atau yang belum) menoreh kekecewaan di
hati pemilihnya.Skandal moral para wakil rakyat yang begitu komplit di gedung
dewan menggelisahkan masyarakatdan menerbitkan ketidakpercayaan. Disini
tantangan para caleg perempuan untuk memberi kontribusi amar ma’ruf nahi
mungkar dilingkungan parlemen jika ia terpilih menjadi salahsatu penghuni
gedung perwakilan rakyat baik di pusat atau daerah.
Perempuan memiliki modal naluriah sebagai seorang istri dan ibu, banyaknya caleg perempuan yang mumpuni,vokal dan siap berjuang akan memberi harapan perbaikan moral dalam parlemen terkait perselingkuhan,korupsi dan penyimpangan-penyimpangan moral anggota Dewan
Perempuan memiliki modal naluriah sebagai seorang istri dan ibu, banyaknya caleg perempuan yang mumpuni,vokal dan siap berjuang akan memberi harapan perbaikan moral dalam parlemen terkait perselingkuhan,korupsi dan penyimpangan-penyimpangan moral anggota Dewan
2. 2.Harapan Keberpihakan Regulasi Ramah Perempuan
Harapan kedua terhadap caleg
perempuan tentu saja terkait tugas anggota parlemen untuk membuat dan menegakkan
regulasi yang berpihak pada perempuan dalam semua permasalahan mereka.
persoalan perempuan begitu banyak dan berkait kelindan dengan banyak pihak
(suami,anak,masyarakat) membutuhkan aturan dan undang-undang yang melindungi
perempuan secara adil dan tidak ambigu. Disini peran para aleg untuk memahami
persoalan dan memberi kontribusi ide,pemikiran serta keberanian menyuarakannya.
Untuk itulah perlunya caleg perempuan memiliki ilmu, kedalaman analisis, dan
kemampuan memberikan solusi,bukan hanya ikut dan turut saja dengan apa yang
diperintahkan fraksi/parpol pendukung. Setelah menjadi aleg, sejatinya para
anggota dewan –khususnya- aleg perempuan adalah ‘milik rakyat’ dan konstituen
yang diwakilinya, maka perlu keberanian menyuarakan keberpihakan pada
kepentingan rakyat, khususnya perempuan sebagai basis konstituen.
3. 3.Harapan Advokasi Masalah-masalah Perempuan Oleh Anggota Dewan
Perempuan
Ini harapan yang
perlu sedikit konsistensi dan memerlukan keberanian. Para caleg perempuan
sejatinya juga memiliki sensitifitas diluar gedung parlemen untuk mengadvokasi
kebijakan pemerintah terkait masalah-masalah perempuan, atau memiliki kemampuan
advokasi untuk persoalan perempuan dilapangan sehingga produk yang ia
perjuangkan di parlemen dari pusat sampai daerah memiliki validitas. Dengan
banyaknya caleg perempuan di dewan, ada harapan untuk saling bersinergi
menuntaskan persoalan-persoalan perempuan di masyarakat.
So, jika pemilu sudah ada
dihitungan jari dan kita peduli, mari bersinergi. Para caleg perempuan dan
konstituennya harus sedekat dua jari, karena mereka akan saling melengkapi.
Para caleg perempuan yang akan memenuhi gedung dewan pun bukan hanya pemenuh
quota tanpa aksi nyata, bersinergi adalah cara ampuh mewujudkan harapan
perbaikan negri melalui gedung-gedung perwakilan rakyat dan para caleg perempuan
memiliki peluang untuk itu, Insya Allah.
Saya juga milih caleg wanita karena terinspirasi oleh Bu Risma Walikota Surabaya yang terbukti memimpin dengan baik kota surabaya. Berharap caleg wanita bisa seperti beliau bahkan lebih baik lagi yang tidak haus dengan menumpuk kekayaan belaka benar2 mengapdi untuk rakyat :-)
BalasHapusSemangat para wanita Hebat.
salam kenal di tunggu kunjungan baliknya ke blog ane ya