Pemilu
dan gegap gepitanya tinggal menunggu hari. Saya menjadi saksi bagaimana para
pemilih dimasyarakat sebenarnya banyak yang merasa apatis dan memilih golput.Mereka
enggan memilih karena tidak mengenal para caleg, kecewa dan merasa partai
politik tidak banyak yang memasang caleg yang benar-benar kapabel . Memang jika kita amati, kini pemilu
sebenarnya menggiring masyarakat untuk memiliki wakil yang mereka kenal, digiring
untuk menjadi sistem distrik dengan harapan-mungkin- agar para caleg
benar-benar mengenal wilayah pemilihnya.
Jika
ditanya mengapa pilih caleg perempuan? Pertama, Jelas bahwa kesempatan kuota 30
persen menjadi alasan partai politik harus memasukkan perempuan dalam daftar caleg mereka. Alasan yang
lebih penting sebenarnya menurut saya, karena persoalan perempuan dan anak
dimasyarakat begitu kompleks. Dari balita, anak-anak, perempuan muda,
iburumahtangga, istri,bahkan lansia memiliki spesifikasi masalah yang berbeda
dan jika kita menilik 3 fungsi dewan yaitu regulasi, penganggaran dan advokasi,
maka masalah-masalah perempuan dan anak (dalam semua fase usianya) membutuhkan
aturan,penganggaran dan advokasi yang berpihak pada mereka.
Persoalan yang lebih penting selanjutnya adalah, apakah para caleg perempuan itu layak dipilih oleh masyarakat? Sebab, jamak diketahui bahwa euforia politik menggiring para caleg untuk mengandalkan apa yang mereka punya. Jabatan sebelumnya, keturunan, basis massa dukungan, bahkann wajah cantik menawan pun bisa dijadikan alasan para caleg untuk memikat pemilih. Pun dngan para caleg perempuan, masyarakat kita –mungkin- akan terpesona dengan segala alasan lahiriah mereka memilih para caleg, misalnya karena cantik atau keren. Namun, tantangan terbesar para caleg,khususnya caleg perempuan adalah bagaimana menjadikan dirinya dipilih karena kapabilitas internal, eksternal, dan keberlanjutan perannya setelah pesta demokrasi usai. Maka, agar para caleg perempuan tidak meragukan,mungkin harus ada beberapa parameter yang perlu dia miliki, agar layak dan pantas mewakili masyarakat pemilihnya
Persoalan yang lebih penting selanjutnya adalah, apakah para caleg perempuan itu layak dipilih oleh masyarakat? Sebab, jamak diketahui bahwa euforia politik menggiring para caleg untuk mengandalkan apa yang mereka punya. Jabatan sebelumnya, keturunan, basis massa dukungan, bahkann wajah cantik menawan pun bisa dijadikan alasan para caleg untuk memikat pemilih. Pun dngan para caleg perempuan, masyarakat kita –mungkin- akan terpesona dengan segala alasan lahiriah mereka memilih para caleg, misalnya karena cantik atau keren. Namun, tantangan terbesar para caleg,khususnya caleg perempuan adalah bagaimana menjadikan dirinya dipilih karena kapabilitas internal, eksternal, dan keberlanjutan perannya setelah pesta demokrasi usai. Maka, agar para caleg perempuan tidak meragukan,mungkin harus ada beberapa parameter yang perlu dia miliki, agar layak dan pantas mewakili masyarakat pemilihnya
1.
1.Integritas Moral dan Daya
Dukung Keluarga
Meskipun para caleg bukan malaikat, namun
setidaknya para caleg perempuan khususnya memiliki track record moral
yang baik di masyarakatnya. Caleg perempuan yang layak dipilih juga harus
mengupayakan kesolidan keluarga dan telah mengkondisikan seluruh keluarga
intinya untuk mendukung perannya di publik. Hubungannya dengan anak-anak,
suami,bahkan pembantu dan tetangga haruslah terjalin dengan harmonis dan solid.
Sebab, sebagaimana kita tahu, tugas aleg (anggota legislatif) memmerlukan waktu yang banyak diluar rumah, jika caleg perempuan tidak mengkondisikan keluarganya menjadi pendukung utama perannya di dewan, dan kurang sukses menjadi istri dan ibu yang teruji kualitasnya, maka keluarganya akan menjadi taruhan yang terlalu berharga untuk dikorbankan :’(
Sebab, sebagaimana kita tahu, tugas aleg (anggota legislatif) memmerlukan waktu yang banyak diluar rumah, jika caleg perempuan tidak mengkondisikan keluarganya menjadi pendukung utama perannya di dewan, dan kurang sukses menjadi istri dan ibu yang teruji kualitasnya, maka keluarganya akan menjadi taruhan yang terlalu berharga untuk dikorbankan :’(
2.
2.Kapabilitas Intelektual dan
Penguasaan Isue Lokal/Regional/Nasional
Caleg perempuan
yang layak dipilih adalah caleg yang memiliki kapabilitas intelektual yang
prima.Rasanya konstituen akan merasa terbohongi jika para caleg hanya cantik
diluar dan memikat saat kampanye, namun kosong secara intelektual. Selain itu,
caleg perempuan harus mengerti betul persoalan-persoalan
lokal/regional/nasional yang berkaitan dengan perempuan, anak, pendidikan,
kesehatan agar fungsi utama anggota dewan sebagai pembuat regulasi (aturan)
mampu diembannya dengan profesional. Sungguh memalukan jika para caleg
perempuan nantinya ternyata hanya menjadi pemanis ruangan sidang, pendiam dan
tak punya semangat juang untuk kaumnya.Apalagi jika hanya semangat saat
kunjungan kerja, nglencer dan merumpi bak ibu-ibu sosialita, namun tak berani
berteriak lantang untuk penegakan aturan yang memihak perempuan
3.
3.Kemampuan Berkomunikasi
Massa
Anggota dewan adalah 'komunikator' dan
mediator bagi konstituennya. Ia harus dapat mengkomunikasikan kebutuhan,
aspirasi, gagasan politik baik kepada lawan politik, kepada masyarakat dan
kepada semua pihak dengan cara yang cerdas, elegan sekaligus bermutu.
Kemampuan berkomunikasi baik secara lesan dan tulisan menurut saya menjadi keahlian yang harus terus diasah. Seorang anggota dewan harus mampu memanfaatkan media menjadi partner dalam menyampaikan gagasan, menangkap persoalan masyarakat
Kemampuan berkomunikasi baik secara lesan dan tulisan menurut saya menjadi keahlian yang harus terus diasah. Seorang anggota dewan harus mampu memanfaatkan media menjadi partner dalam menyampaikan gagasan, menangkap persoalan masyarakat
4.
4.Semangat Melayani Yang
Prima &Berkelanjutan
Sejatinya para anggota dewan adalah pelayan
yang terus menerus bahkan semestinya memberi pelayanan yang semakin baik
setelah ia duduk di kursi legeslatif.Pemilu hanyalah cara menjaring suara.
Setelah pemilu para caleg akan mengalami tantangan riil dimasyarakat. Bagi yang
kurang beruntung duduk sebagai anggota dewan, ketulusan melayani akan teruji Inilah
hal penting yang kadang terlupakan.
Apatisme
masyarakat menjadi sesuatu yang lumrah manakala pada kenyataan terdahulu
setelah pemilu banyak para caleg yang terpilih dan menjadi anggota dewan
melupakan basis massa dukungannya. Alasan sibuk dan sebagainya tentu tidak
dapat menjadi pemaaf. Pemilih perempuan adalah basis massa yang nyata. Pembinaan
berkelanjutan untuk pemilih perempuan harus dilakukan oleh anggota dewan
perempuan.Maka, sebaiknya para caleg perempuan menawarkan program-program
dimasa kampanye ini, bukan malah sibuk memberi ini itu, menjanjikan ini
itu.Sebab caleg yang memiliki program pembinaan untuk pemilihnya, akan tetap
melayani mereka, meskipun mungkin gagal menuju gedung DPR RI/DPRD. Inilah
sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat pemilih: caleg yang tetap berjuang
bersama mereka meskipun pemilu telah usai
So, pemilu
tinggal menghitung hari. Jadikan pemilu kali ini momentum mencerdaskan masyakarat.Pilih
Caleg Perempuan Layak Pilih, Menjadi Wakil Anda!
Saya juga milih caleg wanita karena terinspirasi oleh Bu Risma Walikota Surabaya yang terbukti memimpin dengan baik kota surabaya. Berharap caleg wanita bisa seperti beliau bahkan lebih baik lagi yang tidak haus dengan menumpuk kekayaan belaka benar2 mengapdi untuk rakyat :-)
BalasHapusSemangat para wanita Hebat.
salam kenal di tunggu kunjungan baliknya ke blog ane ya