Sabtu, 29 Maret 2014

Menitip Harapan Perubahan Pada Caleg Perempuan


Pemilu tinggal sepuluh hari.Amanah menjadi salah satu caleg perempuan sebuah partai politik, sejak awal sudah saya niatkan tidak akan menggunakan cara-cara caleg kebanyakan : hanya pasang-pasang banner, bikin spanduk besar-besar.Untungnya lagi, di partai pengusung kami semua caleg tidak ada persaingan sebab semua caleg memiliki visi utama : meraih suara  untuk partai sebanyak mungkin,soal siapa yang nantinya terbanyak dipilih masyarakat, itulah yang mengemban amanah.  Tak muluk yang saya lakukan selain memperbanyak silaturahim, memperbanyak datang langsung ke kantung-kantung konstituen. Dan apa yang saya temukan? Ternyata pemilih terbesar, yaitu kaum perempuan justru tidak banyak yang tertarik memilih karena mereka apatis dan –mungkin- lelah dengan  pemilihan-pemilihan  pemimpin maupun anggota dewan yang menurut mereka tidak banyak memberi manfaat langsung bagi mereka.

tidak dapat disalahkan.Masyarakat hanyalah para penonton media yang disuguhi berbagai drama politik di negri ini.Namun jika saya ditanya mengapa masih mau dijadikan ‘caleg’ oleh partai politik yang saya usung sekarang?Mengapa harus banyak caleg perempuan yang nantinya menjadi anggota legeslatif (aleg) ?  Saya masih memiliki rasa optimisme terhadap caleg perempuan. Ditengah keapatisan masyarakat di negri ini, sejatinya para  perempuan yang benar-benar loyal dan tulus, akan mampu memberi perubahan dan suasana baru didalam dan diluar gedung dewan.Para caleg perempuan harus memenuhi jumlah yang  telah ditetapkan. Setidaknya ada tiga alasan mengapa caleg perempuan harus banyak dipilih masyarakat (terutama pemilih perempuan itu  sendiri).Ada harapan-harapan perubahan yang bisa diwujudkan oleh caleg permpuan
1.       1.Harapan Perbaikan Moral dan Mental Wakil Rakyat
Sekali lagi, tidak dipungkiri kekecewaan masyarakat terhadap tingkah polah para wakil yang telah dipilih mengemban amanah sebagai anggota dewan yang terhormat, ternyata sebagian dari mereka (yang terekspose, atau yang belum) menoreh kekecewaan di hati pemilihnya.Skandal moral para wakil rakyat yang begitu komplit di gedung dewan menggelisahkan masyarakatdan menerbitkan ketidakpercayaan. Disini tantangan para caleg perempuan untuk memberi kontribusi amar ma’ruf nahi mungkar dilingkungan parlemen jika ia terpilih menjadi salahsatu penghuni gedung perwakilan rakyat baik di pusat atau daerah.
Perempuan memiliki modal naluriah sebagai seorang istri dan ibu, banyaknya caleg perempuan yang mumpuni,vokal dan siap berjuang akan memberi harapan perbaikan moral dalam parlemen terkait perselingkuhan,korupsi dan penyimpangan-penyimpangan moral anggota Dewan
2.       2.Harapan Keberpihakan Regulasi Ramah Perempuan
Harapan kedua terhadap caleg perempuan tentu saja terkait tugas anggota parlemen untuk membuat dan menegakkan regulasi yang berpihak pada perempuan dalam semua permasalahan mereka. persoalan perempuan begitu banyak dan berkait kelindan dengan banyak pihak (suami,anak,masyarakat) membutuhkan aturan dan undang-undang yang melindungi perempuan secara adil dan tidak ambigu. Disini peran para aleg untuk memahami persoalan dan memberi kontribusi ide,pemikiran serta keberanian menyuarakannya. Untuk itulah perlunya caleg perempuan memiliki ilmu, kedalaman analisis, dan kemampuan memberikan solusi,bukan hanya ikut dan turut saja dengan apa yang diperintahkan fraksi/parpol pendukung. Setelah menjadi aleg, sejatinya para anggota dewan –khususnya- aleg perempuan adalah ‘milik rakyat’ dan konstituen yang diwakilinya, maka perlu keberanian menyuarakan keberpihakan pada kepentingan rakyat, khususnya perempuan sebagai basis konstituen.
3.       3.Harapan Advokasi Masalah-masalah Perempuan Oleh Anggota Dewan Perempuan
Ini harapan yang perlu sedikit konsistensi dan memerlukan keberanian. Para caleg perempuan sejatinya juga memiliki sensitifitas diluar gedung parlemen untuk mengadvokasi kebijakan pemerintah terkait masalah-masalah perempuan, atau memiliki kemampuan advokasi untuk persoalan perempuan dilapangan sehingga produk yang ia perjuangkan di parlemen dari pusat sampai daerah memiliki validitas. Dengan banyaknya caleg perempuan di dewan, ada harapan untuk saling bersinergi menuntaskan persoalan-persoalan perempuan di masyarakat.
So, jika pemilu sudah ada dihitungan jari dan kita peduli, mari bersinergi. Para caleg perempuan dan konstituennya harus sedekat dua jari, karena mereka akan saling melengkapi. Para caleg perempuan yang akan memenuhi gedung dewan pun bukan hanya pemenuh quota tanpa aksi nyata, bersinergi adalah cara ampuh mewujudkan harapan perbaikan negri melalui gedung-gedung perwakilan rakyat dan para caleg perempuan memiliki peluang untuk itu, Insya Allah.

1 komentar:

  1. Saya juga milih caleg wanita karena terinspirasi oleh Bu Risma Walikota Surabaya yang terbukti memimpin dengan baik kota surabaya. Berharap caleg wanita bisa seperti beliau bahkan lebih baik lagi yang tidak haus dengan menumpuk kekayaan belaka benar2 mengapdi untuk rakyat :-)
    Semangat para wanita Hebat.
    salam kenal di tunggu kunjungan baliknya ke blog ane ya

    BalasHapus