Sabtu, 06 April 2013

Cara Smart 'Menikmati' Kehamilan Berjarak Dekat

Saira, anak keempat saat 8 bulan.Dari setiap anak saya belajar banyak hal
Tulisan ini sengaja saya tunda penulisannya sampai saya  merasa benar-benar menjalani kehamilan kelima ini dengan benar-benar tulus, Insya Allah. Saya dedikasikan tulisan ini untuk banyak ibu muda dan para suami atau keluarga mereka (orangtua/mertua), bahkan teman dan tetangga yang masih galau dan terus menerus risau dengan istilah 'kesundulan' yang kadang tidak nyaman bagi yang mengalami (si ibu).Sengaja saya tulis untuk menyemangati diri sendiri dan membuktikan bahwa segala skenario Allah untuk kita adalah..... TERBAIK .

Kehamilan adalah sebuah proses alami yang kita nantikan. Tapi tak jarang kehamilan yang berjarak dekat atau -bahkan- terlalu dekat menjadi sebuah hentakan psikologis untuk banyak ibu/pasangan dan juga orang-orang disekitarnya (yang kadang justru lebih heboh dalam merespon hee....). Tak berbeda dengan saya dikehamilan kelima ini. Rasa kaget dan bingung tetap menyergap saya tetapi Alhamdulillah saya , suami dan orang-orang sekitar menjadi sebuah tim yang membahagiakan untuk melanjutkan perjuangan selanjutnya : melahirkan! ,Mungkin sedikit sharing ini membantu sahabat yang mengalami peristiwa 'besar' ini. :).

Dan jika dalam tulisan ini ada bahasa yang lugas bahkan vulgar, ya mohon disikapi secara ilmiah, dan memang beginilah 'gaya ' saya dalam menulis :). AKhirnya, dari hasil 'mengunyah' hikmah, ada tiga tahapan Smart menghadapi Kelahiran Berjarak Dekat

1. Tahap 1 =Berdamai Dengan Rasa Shock
    Tidak ada yang perlu saya tutupi dalam tulisan edisi 'berbagi' ini. Saya akan mencoba meniatkan tulisan ini untuk menjadi 'healing' bagi para ibu yang masih cemas dan 'pekewuh' dengan kehamilan berjarak dekat. Mengetahui bahwa saya mengandung lagi , saat itu usia si nomor 4 masih 3bulan tentu sempat membuat kami (saya dan suami) kaget juga. Sebab pada anak-anak sebelumnya jaraknya ideal (menurut kami heheh , tepat berjarak 2 tahun.meskipun bagi sebagian orang jarak 2 tahun masih saja dibilang kesundulan, walah), jadi persepsi kesundulan bagi setiap orang memang berbeda-beda , tho? cateet!
   Nah, pada hari itu rasanya yang ada hanya perasaan bersalah pada si kecil. Naluri keperempuanan dan keibuan saya merasakan sinyal ada yang berbeda dalam diri saya. Dan memastikan bahwa saya benar-benar mengandung dengan jarak yang dekat benar-benar pengalaman yang baru. Lalu bagaimana cara kami (saya dan suami) mengatasi perasaan dan akhirnya justru kompak menjalani semua sknerio Allah ini?
a. Berempati pada istri
   Saat itu suami sangat-sangat sabar menghadapi letupan shock saya , hehehe...Cool dan sangat berempati. Namun beliau bukan tipikal suami yang membiarkan saya terus menerus galau dan 'manja' tanpa batas. Saya masih ingat kata-kata beliau "Ya, umi pasti terkejut, abi juga. Boleh, karena toh memang ini diluar kemampuan kita menolaknya.Tapi, mari kita sabar dan syukur. Silakan untuk shock, tapi 3 hari saja ya maksimal, setelah itu, mari kita mencari ilmu yang terbaik untuk umi, si kecil dan calon bayi." Rasa empati pasangan akan sangat membantu kita mengatasi dan berdamai dengan rasa shock.
b. Menyelaraskan Hawa nafsu dengan Keimanan
   Ingat tidak bagaimana Maryam saat tiba-tiba mengandung Isa as? hehhe meskipun memang berbeda, tapi bolehlah kita ambil pelajarannya. Logika kita (manusia) harus segera kita selaraskan dengan keimanan manakala kita menghadapi sesuatu yang menurut kita tidak/kurang ideal. Bahwa apapun yang terjadi pada kita tidak mungkin luput dari kehendak Allah. Bahwa Allah punya rencana besar yang baik untuk kita.Bahwa kita adalah hamba-Nya, maka kita tidak akan mungkin ditinggalkan Allah dalam segala persoalan kita, asal kita RIDHO dengan skeario-Nya. Ajaib, subhanallah. Saat tahap  ini sudah mampu kita hadirkan. rasanya optimis sekali kita.PD.Lagi-lagi semangat Maryam membuat saya tiba-tiba merasa kuat. Bahwa calon janin ini akan membawa kebaikan, keberkahan dan calon pembela agama Allah, Insya Allah (maaf saya mewek nih nulisnya)

c. Mengafirmasi Diri sendiri
  Ini cara jitu berdamai denga rasa shock. Mengafirmasi diri sendiri. mengatakan hal-hal positif pada diri sendiri. Bhawa kita dipilih Allah untuk menjalani ini, bahwa kita diberi anak-anak yang sehat, bahwa kita diberi rahim yang sehat, bahwa kita bisa menjalani semua amanah yang dipercayakan Allah pada kita.Bahwa kita akan menjadi ibu yang hebat dan sabar. Bahwa memang kami tidak menggunakan kontrasepsi apapun, jadi wajar jika setelah ikhtiar kami mengatur jarak kelahiran pun ,Allah berkehendak mempercepat menambahkannya hehe. Memang terkesan menghibur diri , dan itulah gunanya afirmasi diri. Ucapkan berulang-ulang. Makaa.....subhanallah kita seolah selalu energik dan penuh cinta

d. Diam Sejenak, Terapi untuk Yang Belum Siap mendengar (hehe)
   Seperti prolog diatas, ternyata kadang lingkungan, orangtua, tetangga justru merasa belum siap melihat kita mengadung lagi dengan jarak yang sangat dekat. Mungkin memang mereka kahawatir. Nah, cara yang saya pakai, saya tidak mengabarkan kehamilan saya pada orang-orang yang menurut pengamatan saya 'belum siap' atau cenderung berkomentar pesimis, negatif atau  sinis (ada khan) haha. Saya hanya mengabarkan kabar gembira ini saat saya sudah mantap di option abc diatas. Hanya orang-orang tertentu yang saya pandang optimis, mendukung saya dan bisa mensupport yang saya kabari.Hasilnya? saya lebih tenang dan percaya diri

2. Tahap 2 = Hunting Ilmu Supaya Lebih Smart dan Semangat!
   Lagi-lagi lakukan tahap ini bersama suami. Dan justru suami saya yang diam-diam searching banyak hal tentang kehanilan berjarak dekat ini. Saya sampai surprise. Misinya hanya ini : umminya sehat, bayi kecil sehat, janin dikandungan sehat, menyusui dan melahirkan sehat! Ada tiga 'ilmu' yang saya terus pelajari selama kehamilan kelima ini
a. Tentang Nursing while pregnancy (NWP)
   Beruntung saya bergabung di beberapa group di FB. Group ibu rumahtanga, gentle birth, group tentang ASI. Semua  memberi saya support ilmu yang menenangkan dan memberi sy dukungan moral dari teman-teman sesama ibu yang selalu optimis. Kita akan berhadapan dengan orang-orang sekitar yang bertanya " Anakmu tetap kau susui?", atau "eh mbak, gak papa ya hamil sambil menyusui?", "KAsian lho bayinya kan udah 'basi' ASI nya" hehe... Alhamdulillah, semua pertanyaan dan keraguan seputar menyusui saat hamil bisa saya jawab dan meyakinkan mereka bahwa everything is okay. Semua karena ilmu, ketenangan dan keyakinan kita yag berdasar ilmu akan membuat kita lebih percaya diri. Daan... lagi-lagi saya membuktikan Allah Maha Hebat. Dia mengatur semua 'rezeki' makhluknya yang sedang kita susui, dan sedang di kandungan. dan sayapun membuktikan ASI eksklusif tetap bisa saya jalankan untuk Saira (sekarang 10 bulan, masih minum ASI, dan sudah saya beri makan tambahan dan susu tambahan, tentang keputusan saya akhirnya memberi tambahan sufor sejak Saira 9 bulan, saya akan tulis dikesempatan lain)

b. Tentang Tandem Nursing After Birth
  ini yang sering saya katakan bahwa kehamilan kali ini, yang jaraknya lebih dekat daripada sebelumnya, memberi saya kesempatan untuk belajar hal-hal yang sebelumnya tak terpikirkan. Allah memberi saya kesempatan learning by doing. Termasuk belajar bahwa nanti setelah melahirkan, niat tetap menyusui Saira bisa tetap saya laksanakan sambil tetap menyusui adiknya :) . Hasil bertanya pada dokter anak, dokter kandungan serta teman-teman yang berpengalaman lapangan (hehe) membuat saya banyak menimba ilmu dan berpikiran terbuka

c. Menimba ilmu (lagi) tentang Kelahiran Alami dan 'Lembut' (Gentlebirth)
  Subhanallah, sungguh, kehamilan, kelahiran yang kita hadapi dengan ikhlas, semangat dan optimis akan membukakan ilmu-ilmu baru. Saya bergabung di group Gentlebirth Untuk Semua (silakan cari sendiri yah tentang istilah gentlebirth ini), saya menemukan ibu-ibu hebat, bidan-bidan berkomitmen terhadap proses kelahiran yang sehat dan alami. Saya dan suami jadi lebih banyak ilmu untuk memiliki pengalaman menyambut putra kami berikutnya ini dengan rasa tenang, tawakkal, sealami mungkin. Motivasi berolahraga lebih rajin, latihan pernafasan, merawat diri dan janin serta bayi sebelumnya dengan naluri keibuan yang prima.Semangat

3. Tahap 3 = Tahap tetap produktif dan Membangun Tim Sukses Jelang kelahiran
Sehat Ibu, Sehat Janin, sehat si Kecil . Yup! Itu yang harus senantiasa kita upayakan. Saya selalu yakin bahwa sedikit saja pikiran dan perasaan saya 'rusak' dengan hal-hal sepele yang membuat geram, maka bangunan kasih sayang, ketulusan dan semua hal positif dalam diri saya dan keluarga saya akan ikut terkontaminasi (hee..). Maka, setelah dua tahap diatas, saya mencoba untuk tetap produktif dalam kegiatan positif, mencintai suami dengan setulus-tulusnya, menjalin kekompakan dengan beliau dalam mengasuh anak-anak yang lebih tua, menjalin kedekatan dengan mereka agar juga siap dan bahagia menyambut 'adik baru'. Justru dengan menyadari bahwa tugas dan peranan saya sebagai istri dan ibu bertambah 'berat' maka suami lebih banyak lagi membantu saya memberikan perhatian pada para kakak (anak2  kami tertua).

Hal lain yang perlu kita lakukan untuk menyambut kelahiran berikutnya adalah membentuk 'tim sukses' apakah itu anak-anak, khadimat (pembantu), saudara yang dekat, orangtua, mertua, bahkan tetangga. Menurut saya, mereka adalah tim sukses yang akan membantu kita menyongsong proses kelahiran dan membantu kita mengasuh anak-anak yang bertambah. Maka, hilangkan hal-hal yang 'meruesak' hubungan baik, dan settinglah hati kita untuk BAHAGIA, meskipun kadang tak ada gading yang tak retak dalam hubungan antar manusia. Alhamdulillah, sejauh ini saya belajar 'mengikhlaskan' saja apa yang kita hadapi, dan sesegera mungkin merecovery hal-hal yang tidak mengenakkan, demi kesehatan kita dan anak-anak kita.

Sudah cukup panjang..semoga tulisan ini menginspirasi dan membawa manfaat! Semangat, Ibu dan Bayi sehat!

42 komentar:

  1. mohon pengalamannya di share terus, kebetulan istri saya sedang hamil anak yang ketiga, anak kedua 9 bulan. Kisahnya sangat membantu istri saya mendapatkan ketenangan, karena sempat shok juga. sukron.. semoga Allah bersama kalian

    BalasHapus
  2. Subhanallah, dari bunda saya buanyak belajar bagaimana mengkiaskan rasa shock ketika hamil dengan jarak yang dekat. Semoga bunda dan keluarga selalu mendapat Barokah Nya. Amin

    BalasHapus
  3. Trmksih bunda ats sharingnya,sy jd smngt mnjlani khmilan yg kedua ini,si sulung usianya 15 bulan,dan surprise,alhmdlh s't ni sy mndpt amnh lg dr Allah SWT dan sy hmil 4 bulan,,smngt trus,dmi dede dlm kndungan,utk si kakak "faizah nuril fadhilah", shat trus y nak,,jdlh k2 yg baik buat dede byi.....,utk suamiq trcnta"Ali Fikri" thanks for all supports,smg kluarga kcil kmi snntiasa dnaungi rahmt Allah amiin

    BalasHapus
  4. Ternyata saya tidak sendiri... Shock banget rasanya begitu melihat hasil tes td pagi bergaris dua... Rasa tidak siap langsung menyelimuti, apalagi melihat wajah polos putri ketiga kami yg masih berusia 16 bulan.
    Ya Allah bukannya saya tidak bersyukur, tapi apakah harus secepat ini... Apalagi teringat omongan mertua yg agak miring waktu saya hamil anak ketiga kemarin... Entah kali ini bagaimana respon mereka kalo sampe tau...
    Padahal saya sangat membutuhkan dukungan mereka...mohon doanya agar saya mampu melewati masa kehamilan ini dengan bahagia dan menyenangkan tanpa harus dibalut dengan tekanan dan kegalauan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamualaikum mb...sama sperti sya,skrng sya lg hamil 1bln..n anak 1 sya msih 16 bulan...shock jga mbk smpe skrng..apalgi klo liat si kk,sedih kecil2 dah hrs pnya adik...mdh2an di beri kekuatan oleh Allah SWT...Amin...

      Hapus
  5. Kok sama mbak.. saya juga shock kemaren telat haid. Saya test kayanya positif padahal anak pertama baru 4 bulan..spalagi saya juga kerja. sy juga baru masuk cuti. Galau bingung sedih juga liat anal masih sangat kecil. Sebenarnya harusnya sy ga boleh gitu
    Tp namamya manusia psti ada shocknyajg. Sy juga membayangkan reaksi keluarga. Teman kantor maupun tetangga klo nanti tau saya hamil lagi? Ada perasaan malu dan brsalah juga

    Mohon sharenya mbak

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah sy jg lg hamil 6 bln,, ank pertama baru 11 bulan.. kira2 usia 15bln dh pnya adik.. pertama tw hamil jg shock tp qt hrus berfikir terbuka.. kasian ank n janin kl qt tertekan.. yg pnting suami qt sll support qt.. mslah omongan org lain jgn djadikan tekanan bun... semangaat.. Allah memberikan qt anugerah lg.. bnyak yg sulit mempunyai anak,,qt hrus brsyukur dberi kpercayaan... smg ank2 qtkelak mjd anak yg sholeh n sholehah.. Amiiin...

    BalasHapus
  7. Subhanallah. Inspiring mbak. Mnggu depan aku mlahirkan anak kdua. Anak pertama usia 1thn3bln. Smoga tulisan positif mbak bisa slalu aku ingat.

    BalasHapus
  8. Sama bgd kya aku mba..aku gaket+shock pas liat hasil testpack trnyta positif pdhal anak prtma msh 9buln,,sedih,bersyukur,risau,galau..smua campur aduk..tp alhamdulillah trnyta saya gak sendri aplg baca postingan ini sya jd lbh semangat lg.

    BalasHapus
  9. sama sperti saya mbak...kemarin pagi liat garis dua pas TP langsung shock...sedih liat kakakny yg msh 9 bulan..galau krn nanti harus berenti asi ny...alhamdulillah ketmu artikel ini, jd semangat lai...besrsyukur Allah menitipkan satu lagi malaikat kecil di rahim saya...

    BalasHapus
  10. Ternyata saya Gak sendiri.... mohon bantuannya. Schock banget klo tahu sekarang lagi hamil anak ke Tiga, anak-anak ku masih kecil- kecil, yang pertama baru 2 tahun, yang ke dua baru 9 Bulan, sekarang mengisi lagi, padahal saya gak program lho. Gegana ( Gelisa Galau Merana)

    BalasHapus
  11. Smua yg mbak tulisan, itu jg yg sy rasakan.. Smg Allah memudahkan diri kita mjd hamba-Nya yg bersyukur, memberikan kita kekuatan, kesehatan, dan kesabaran yg luas dlm menjalani semuanya. Saat ini, sy merasa sptnya ada tanda2 klo sy sdng mengandung, walwpn sy bln testpack. Memang, sy baru memiliki 2 anak, alhamdulillah. Tapi keduanya dg jarak 15 bln. Anak pertama sy skrg berumur 2 thn 1 bln, dan anak sy yg kedua saat ini 10 bln. Alhmdulillah pd kehamilan yg kedua sampai dg kelahirannya, sy bisa menjalaninya dg tetap menyusui anak sy yg pertama smpai selesai 2 tahun. Saya dan suami mnjalani pengasuhan berdua, krn kami tdk memiliki khadimat. Kami bergantian, membagi waktu mengasuh, bekerja, dan menjalankan tugas rmh tangga. Sy menyengaja mengurangi jadwal mngajar dan mencari jdwl yg cocok dg pekerjan suami..

    BalasHapus
  12. Bun..saya Bca Artikel ini rasanya beruntung banget bisa baca ini ..karena dengan baca artikel ini sedikit bisa menghibur hati saya yg sedang Galau ..juga karena jarak antara kehamilan pertama & kedua yg berdekatan
    Putri saya yg pertama sekarang usianya 15 Bulan & sekarang sy sedang mengandung 5 Bulan ..pertama sy tau kalau sy hamill .. rasanya bagaikan tersengat lebah sekandang ....Hahaha...
    sy shock setengah mati ...dalam hati bagaimana cerita ke mamah klw q hamil lg..
    secara anak pertama mamahku yg ngurus selama ini ..sedangkan aku harus kerja bantuin suami cari nafkah..hihhi..
    mamahku ssering bilang "Klw Mau punya anak lagi jangan terlalu deket ..kasian aurel masih kecil..kasian mamh juga ntr repot klw ngurusin 2 baby mah...." kata2 itu sering banget dia bilang ...tapi mau gmna lagi .. lah
    semua sudah terjadi lagian ini buktinya klw allah masih ngasih kepercayaan kita buat mengurus anak lagi ..
    jadi Positif thinking ajalah...

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah, baca tulisan mb bikin saya semangat. Jarak anak 1 dan 2 saya 14 bulan, sekarang yang kedua menginjak 18 bulan dan saya dinyatakan positif hamil meski blm terlihat usia kehamilan dari hasil usgnya. Awalnya saya juga shock, mengingat 3 bl sebelumnya saya habis operasi laparotomi karna hamil di luar kandungan. Jadi kondisi jahitan di perut sebenrnya belum pulih sempurna namun sudah diberi amanah lagi. Tadi sore kontrol ke dokter dan alhamdulillah dokter menyatakan gpp dgn catatan rutin kontrol. Skali lg thx y mb. Maaf mlh curhat hehe

    BalasHapus
  14. Jazakillah khoir ukh atas sharingnya
    Sampe usia kandungan anak kedua 4 bulan, sy masih mewek, setelah itu sy disadarkan o/ tmn, itu arti stress dan stress dapat berdampak bagi si dedek bayi, mulai saat itu sy tdk egois, stop crying bunda yg punya/sedang mempunyai pengalaman hamil jarak dekat.
    Saat hamil kedua anak sy masi 3,5bulan :-(
    Tapi saat ini sy happy, apapun yg terjadi, semua tdk lepas dr campur tangan Allah

    BalasHapus
  15. Baca artikel dan komen para ibu yang mengalami hal sama bikin lega dan lebih tenang.. smoga semua diberikan kesehatan aamiin,,

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah, membaca artikel ini
    Ternyata hampir semua ibu yang mengalami kehamilan jarak dekat sangat terkejut, tapi apa saya boleh meminta saran dari para ibu mulia ini. Bagaimana sebaiknya untuk memberi tahu kerabat tentang keadaan yang kita alami ini.
    Terimakasih sebelumnya, dan semoga selalu diberi kesehatan dan keselamatan untuk ibu, si kecil, dan calon adik kecil.

    BalasHapus
  17. Agak tenang stlh baca artikel ini. Tdinya kaget, galau, shock, tiap hari nangis mulu kalo liat baby yg umurnya msh 4bln . Bner2 ngrasa gagal bgt sbg ortu, ngebayangin kedepannya harus berbagi kasih sayang sama adeknya, pdhal dia msh sekecil itu :'(
    Bru slesai cuti jg, malu sma org2 kntor kalo tau hamil lg. Galau mw lanjut krja or resign, tp pasti butuh biaya bnyak.
    Tp disyukuri aja, brrti kita dipercaya Allah utk mnjaga titipanNya lagi :)

    BalasHapus
  18. Makasih sudah menulis ini bun...sy jd bersemangat krn skrg sy sedang hamil anak ke2 & anak pertama baru 5bulan....share terus ya bun pengalamannya

    BalasHapus
  19. Alhamdulillah banyak temennya ternyata.... Jazakallah..semoga yg tulis dan yg baca artikel ini diberi kesehatan semua keluarganya, diberikan umur yg barokah, rejeki yg barokah...dan segala kebaikan..aamiin . .

    BalasHapus
  20. Alhamdulillah..byk jg yg bernasib spt sy..sy jg positif hamil anak ke 3 skg jln 2 minggu. Anak ke 2 baru 9 bln. Jarak anak sulung emg jauh bgt 7 th dg adeknya. Tapi hamil ke tiga ini emg tidak pernah terencana dan terbayangkn. Shock bgt pas tahu positif hamil sampai nangis2 krn kasian sm si adek blm bs jln udh mw pnya adek lg..rasa skt pasca lahirn caesar jg blm hilang tapi yaa tetap hrs di syukuri. Yg pasti hbs lahiran nanti sy lsg psg sterilisasi aja. Tiga anak saja sudah cukup. Sy gk kuat krn ngeri klu hrs operasi lg saat lahiran.

    BalasHapus
  21. Subhanallah alhmdulillah sya juga lagi hamil skrg masuk 4 bulan ank balita saya skrg brumur 14 bln.awalnya saya galau nih.karna tiapliat makann sllu mual bawaannya.beda dgn kehamiln pertama ke dua dn ke tiga.skrg sy hamil lg insya allah anak ke 4...mo sy sapih balitaku tp belum tega.stlah membaca blog di atas.sy optimis sekarg..untk melanjutkn asi eklusif untuk balitaku walau sdg mngandung..insya allah ini smua rencana allah.

    BalasHapus
  22. Masih inget komentar saya sendiri tahun 2013 kemarin, eh sekarang istri saya lagi hamil anak saya yang ke-5 ( semua kesundulan ), alhamdulillah semua berjalan lancar dan aman. Bahagianya menikmati skenarionya Allah,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  23. Masukannya dong bunda.. Bagaimana proses persalinan kedua dg jarak dekat? Anak pertama masih asi soalnya, bingung nanti pas lahiran khawatir rewel ga bisa tidur. Jarak cuma sebulan sudah hamil lagi.. Shock banget.. Sekarang udah mendekati persalinan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, Bunda sekarang sudah melahirkan?? setelah ini giliran saya nih. Perkiraan awal April 2017 ini saya melahirkan anak kedua dan anak pertama saya masih umur 15 bulan. Share donk Bun pengalamannya saat melahirkan. Saya dag dig dug nih, kasian anak pertama kalo saya tinggal ke Rumah sakit, sedangkan dibawa pun rasanya gak mungkin karena dia masih terlalu kecil.

      Hapus
  24. Masya Allah...luar biasa para ibu disini yaa, saya jad bisa bljar banyak..karena sepertinya saya juga akan mengalaminya.

    BalasHapus
  25. Thanks bunda , setelah baca pengalaman galau jadi berkurang , karna saya sekarang lagi mengalaminya juga anak baru 10 bulan ehh udah isi lagi, share dong yang udah melahirkan ? gimana prosesannya ? , soalnya banyak hal bikin galau nih baru abis baca di google resiko melahirkan jarak dekat :( jadi bingung , senang ada ,sedih ,takut campur campur

    BalasHapus
  26. Saya lagi sedih, nangis terus semaleman anak saya baru 19 bulan udah hamil lagi, nyesel ga pasang KB

    BalasHapus
  27. ternyata saya tidak sendiri :) Alhamdulillah, semoga sll dijadikan pribadi yang terus bersyukur. Percaya apa yang di tetapkan Allah saat ini, karena Allah tau kita mampu. Dan pasti ada rencana Allah yang begitu luar biasa di kemudian hari. Berhenti bersedih, kasian yang di kandungan kehadirannya di sambut dengan keemasan kebingungan kesedihan padahal dia tidak bersalah apa - apa. InsyaAllah semua akan berjalan baik2 saja.. semoga Allah melindungi kita semua..aminnn

    BalasHapus
  28. ternyata saya tidak sendiri :) Alhamdulillah, semoga sll dijadikan pribadi yang terus bersyukur. Percaya apa yang di tetapkan Allah saat ini, karena Allah tau kita mampu. Dan pasti ada rencana Allah yang begitu luar biasa di kemudian hari. Berhenti bersedih, kasian yang di kandungan kehadirannya di sambut dengan keemasan kebingungan kesedihan padahal dia tidak bersalah apa - apa. InsyaAllah semua akan berjalan baik2 saja.. semoga Allah melindungi kita semua..aminnn

    BalasHapus
  29. Saya bagikan ya mba..
    Anak sy 16 bln n saya hamil 18w.. Alhamdulillah

    BalasHapus
  30. Minta tolong share tentang menyusui 2 tahun dikala sundulan dong bun. Bentar lagi aku lahiran. Katanya komposisi asi pasca lahir hnya untuk bayi baru lahir. Dan si kk gak bisa nerima itu. Gimana yaa... Aku sedihhh

    BalasHapus
  31. Terima kasih bunda.. kisahnya sungguh menginspirasi dsn memotivasi saya untuk tetap semangat menghadapi semuanya. Baru saja saya cek ke bidan bahwa saya positif hamil anak ke3. Anak ke2 baru usia 1,5 tahun.. semoga Allah selalu kurniakan kita kekuatan. Amin....

    BalasHapus
  32. Assalamu'alaikum mbak,.. saya jg sekarang sdng hamil lagi,sedangkn anak baru usia 1 tahun.. shock banget mbak.. apalagi pas liat anak nangis minta ASI, rasanya gak kuat.. saya jadi ikut nangis juga..tapi pasti Allah punya rencana yang lebih baik.
    makasi ilmunya mbak, alhamdulillah saya jadi lebih tenang. Toh ternyata banyak juga ibu yang ngalamin sama seperti saya, bahkan lebih dari yang saya alami.

    BalasHapus
  33. Sama bun, saya lagi hamil 5 week saat anakku baru 3 bulan, suami syok berat, terimakasih artikelnya, semoga bisa tambah menguatkan saya dan suami

    BalasHapus
  34. MasyaAlloh,,,terimakasih bun artikel'y,sangat membantu saya,,saya lagi hamil anak ke 4,anak ke 3 masih 10bln,di tengah kondisi ekonimi yg lagi gx bagus, syok bgt,smpe stres,,sempet terbersit bwt gugurin aja,,,tapi takut jg,dosanya besar ��...ngingetin diri kalau Alloh pasti memampukan kita!!!tak ada pilihan lain selain sabar dan ikhlas,,,semoga dengan kehamilan ini Alloh mudahkan segalanya,luaskan rezeki kami,,,dipermudah dalam segala ikhtiar dalam menjemput rezekiNya...dan semoga kami bisa menjadi orang tua yg baik buat anak2 kami,,,menjadikan mereka pribadi yg sholeh Sholeha,Aamiin,,,jujur karena mendidik merekalah yg paling berat ��...

    BalasHapus