Aku menikah di tahun 2004. Seperti kebanyakan pasangan, bayangan segera mempunyai generasi baru pasti menggebu. Akupun sering mndengarkan 'curhat' teman dan saudara tentang kegelisahan mereka menanti buah hati.Tapi Allah tentu lebih tau kesiapan kita. Aku sering mendengar orang-orang sekitar kita tanpa sadar ‘mendikte’ Allah dan menyinggung orang lain (biasanya sesama perempuan) meskipun dengan bercanda. Begini seringnya candaan mereka:
“ Kapan nih nikah? Kok nggak cepet-cepet nikah. Milih-milih ya?” Itu pada yang belum menikah. Lalu, selanjutnya
“ Aduh kapan nih rencana punya momongan. Tunggu apalagi? “ atau “Kok belum dapet ‘laba’ nih…belum rencana punya anak,ya?” itu pada yang sudah menikah tapi belum juga berputra. Begitu seterusnya kalau anak sudah ada, pertanyaan muncul kapan nambah lagi? Mungkin itu juga yang menjadi inspirasi sebuah iklan kontrasepsi di televisi.
Program investasi generasi. Begitu saya dan suami menamakan. Sebab memang anak, keturunan adalah sebuah ‘investasi’. Mereka bisa menguntungkan untuk dunia akhirat jika kita bisa dan benar merawatnya. Sebaliknya, bisa menjadi fitnah jika kita salah dalam orientasi memilikinya dan lalai dalam mendidiknya. Dan yang penting diingat : kita hanya bisa MERENCANAKAN dan memohon kepercayaan dari Allah. Kita tidak berhak mendikte Allah dan mendesak atau bahkan menyinggung orang-orang yang belum memilikinya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti diatas.
Saya sering menghibur teman-teman yang belum berputra dengan mengatakan " Allah masih menginginkanmu memberikan banyak sedekah waktu dan produktifitas amal yang belum tentu lho bisa kau lakukan saat sudah berputra.he..he..Berkhusnu
Begitulah. Layaknya sebuah investasi, Allah menuntunkan kita benar-benar lurus dalam usaha menanamkan benih dirahim kita. Sejak awal hubungan biologis orang-orang beriman dituntunkan untuk berdo’a. Bismillahi Allahumma jannibnasy syaithon wajanibnasy syaithona maa razaqtana.
Begini terjemahan hadits lengkapnya. Bukhori meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah bersabda:
“Sekiranya salah seorang diantara kalian menggauli istrinya lalu ia mengucapkan ‘Dengan nama Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami’, maka sekiranya Dia mengaruniakanseorang anak kepada keduanya, maka anaknya itu tidak akan dibahayakan oleh setan selama-lamanya “.
Sungguh sebuah amanah yang besar itu selayaknya pula dipersiapkan dengan tuntunan Allah. Tidak ada sebuah rencana bagi kita yang mengaku beriman ini tanpa melibatkan Allah dalam segala urusan dan hajat kita.
Program investasi generasi ini menurutku juga benar-benar akan menguji ketawakalan kita sebagai hamba. Bahwa kesenangan, harapan dan cita-cita mendapatkan anak yang sholeh, banyak dan sehat tentulah tidak cukup dengan persiapan dhohir dengan program-program makanan sehat, tips agar cepat mendapat keturunan, namun lebih dari itu.
Keyakinan bahwa Allah yang menjadikan benih itu tumbuh dirahim kita, Allah yang melahirkannya, termasuk Allah yang memilihkan jenis kelamin anak-anak kita, atau bahkan menjadikan kita tak berputra, harus terus kita pelihara. Semua itu agar tidak ada harapan yang pupus ataupun percaya diri berlebihan yang melahirkan sikap berbangga. Termasuk berbangga dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Sungguh benar Allah berfirman dalam Q.S. Asy-Syura (42) : 49-50
“Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, (QS.42 : 49)
“atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki.Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.(QS.42:50)
Ya, anak-anak kita adalah investasi generasi. Mari mempersiapkannya dan terus memohon kepada Allah agar kita ridho atas semua kehendak Allah atas kita,pasangan kita, dan anak-anak kita.Berdo'a dan bersabar akan datanganya amanah itu akan lebih baik daripada kita menebak-nebak. Wallahu a’lam bish shawwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar