Kita adalah umat yang sering diperintahkan Allah untuk mengambil pelajaran dari semua peristiwa. Karenanya Allah sering memantik rasa dan kecerdasan kita dengan 'agar kamu ingat', 'agar kalian berpikir', 'agar kalian mengambil pelajaran'. Sungguh itupun terjadi dalam peringatan-peringatan hari-hari besar Islam, apakah Idul Adha yang barusaja berlalu atau Tahun Baru Hijriyah yang akan kita jelang. Taka ada larangan dalam MEMPERINGATINYA namun mungkin kita tak perlu melakukan perayaan-perayaan sebagaimana kaum lain merayakan tahun baru mereka. Sebab, sangat dimungkinkan perayaan itu menghilangkan esensi dari peristiwanya.Dan akhirnya kita hanya terjebak pada euphoria perayaannya. itu sja prolog tulisan ini
LATAR BELAKANG TAHUN HIJRIYAH
Khalifah Umar Ibnul Khattabb (al-Faruq) adalah kholifah yang banyak melahirkan produk-produk baru dalam pemerintahannya.Pada masa pemerintahan beliau, kekuasaan Islam sudah mencapai 1/3 bagian dunia. Namun umat Islam yang telah memiliki kekuasaan itu, belummemiliki sistem penanggalannya sendiri. Pada saat itu yang berlaku adalah penanggalan Romawi, Tahun Gajah, penanggalan-penanggalan jahiliyyah.Itulah yang dipertanyakan dan diusulkan oleh salah satu gubernur Al-Faruq diangkat menjadyang bernama Abu Musa al-Asy'ari. Maka ia mengusulkan pada Umar tentang penanggalan Islam.
Mulailah Umar ra mengumpulkan para shabat dan sharing ide dengan mereka. Mana tahu ada usulan-usulan pun muncul. Ada yang usulan dari para sahabat tntang kapan dimulainya penanggalan Islam. Maka berbagai usul muncul. Ada yang berpatokan pada peristiwa Fathkhu Mekkah, ada yang usul saat Rasulullah mulai diangkat menjadi Rasul, Bahkan ada yang usul hr kematian Rasulullah.
Akhirnya umar cenderung kepada usulan Ali bin abu thalib. Ali mengusulkan bahwa peristiwa Hijrah sangat layak menjadi awal di penanggalan itu. Bahwa hijrah menjadi peristiwa yang membuktikan orang-orang yang telah lulus dalam turbulensi dakwah di Mekkah dan membuktikan loyalitasnya pada Islam dan pada perintah Allah dengan adanya peristiwa Hijrah....
HAKIKAT HIJRaH
Hijrah secara maknawiyah memang berarti meninggalkan apa-apa yang diarang Allah dan menimbulkan dosa. Hijrah juga dapat bermakna bahw akita diberi kesempatana oleh Allah untuk mengarungi bumi Allah yang luas, dimanapun kita melangkah, ada banyak peluang kebaikan. Kitapun diseru untuk menyebar diseluruh bumi, mencari penghidupan dan mnyebarkan syiar Islam.
IBRAH KHUSUS HIJRAH : PROFIL dan Karakter Pendukung Setia Dakwah
Peristiwa hijrah bukanlah peristiwa perjalanan yang menyenangkan.Umat Islam pada saat itu tidak dalam kondisi ayang aman.Tak heran jika peristiwa Hijrah itu memiliki keutamaan yang besar disisi Allah.Namun para sahabta utama memberikah teladan dalam mengarungi ujian dakwah dan pembuktian ketaatan itu
1. Pelajaran dari Keberanian UMAR Ibnul Khattab
Umar melakukan hijrah dengan cara berbeda. Disaat para sahabat yang lain melakukan hijrah dengan sembunyi2, maka Umar dengan menyadari kekuatan dirinya justru mengumumkan terang-terangan hijrahnya dengan 'menatang' penduduka Makkah : "siapa yang ingin istrinya menjadi janda dan anaknya jadi yatim,maka silakan menemuiku dibalik bukit ini"
dan benarlah. Semua penduduk Makkah tidak bergeming. membiarkan Umar berhijrah dengan mulus. Apa ibrahnya? Apakah ini kesombongan Umar? Sekali-kali tidak! Umar sedang mengajarkan pada kita bagaimana sebuah keberanian itu lahir dari kemampuan mengukur potensi diri, kesiapan diri. Keberanian bukanlah kenekatan. Umar sangat tau dan dapat mengukur potensi, peluang dan akhirnya menjahrkan hijrahnya. Begitupula kita sebagai aktifis dakwah, jika memang kita telah percaya diri dengan kekuatan kita, optimis dan yakin dengan kebenaran yang kita bawa, maka tidak adaalasana kita terus 'bersembunyi' dalam syiar-syiar dakwah kita
2. Kesetiaan dan Kepedulian Abu Bakar Ash-shidiq pada Qiyadahnya (pemimpinnya)
Siapa tak mengenal sosok ini? dari awal hingga akhir ia menjadi sosok pembela Rasulullah. dia yang menemani Rasulullah dalam perjalanan hijrah yang tidak mudah.Menemani bersembunyi di gua Tsur yang menurut shiroh terdapat banyak lubang ular dan goa itu sangat sempit. Sehingga dengan sangat khawatir trehadap keselamatan Murabbinya, Abu Bakar mengetakan "Wahai Rasulullah bagaimana jika mereka melihat kaki kita?" Dan rasulullah menjawab : " Bagaimana jika ada tiga dan yang satu Allah? Sesungguhnya Allah bersama kita"
Bahkan Abubakar merelakan pahanya digigit ular demi menjaga agar RAsulullah tidak terbangun dari tidur beliau yang bersandarkan pahanya.Luar biasa
Didalam dakwah, ksetiaan dan kepedulian kita pada qiyadah, pemimpin sangat penting. Janganlah kita selalu menuntut bahwa murabbi, pemimpin kita selalu peduli kita namun kita jarang peduli terhadap kondisi murabbi, naqib, pemimpin kita dalam dakwah
3. Pengorbanan Ali untuk Qiyadahnya
Malam itu, siapa sosok yang telah siap mati terbunuh menggantikan Rasulullah?Dialah Ali bin Abu Thalib. Rencana pembunuhan Rasulullah oleh para pemuda Quraisy telah final dimalam itu. Ali pun telah siap tidur berselimut jubah Rasulullah untuk menggantikan nyawa Rasulullah.
pengorbanan yang sangat-sangat menyentuh wilayah pribadi. Ini bukan hanya berkorban untuk seruan dakwah yang umum. ini berkorban nyawa untuk seorang pemimpin. Sungguh, jika tidak ada kecintaan, loyalitas dan rasa bela, hal ini mustahil dilakukan. Kesadaran bahwa dakwah memerlukan Rasulullah lebih besar daripada kecintaan Ali terhadap dirinya. Kita sebagai kader dakwah mungkin belum sampai pada pengorbanan yang menyentuh wilyah pribadi. Kita belum diminta mengorbankan anak kita sebagaimana Ibrahim, kita belum diminta menggantikan qiyadah untuk misi bertaruh nyawa. Namun kita masih sering menolak untuk tugas-tugas dan taklimat dakwah yang sebenarnya bisa kita lakukan seandainya kita tak mengajukan banyak alasan.
4. Kreatifitas dan Kesungguhan Putra Putri Abu Bakar
Dalam momentum hijrah, putra putri Abu Bakar layak menjadi kader-kader muda brilian. Abdullah bin Abu Bakar dengan cerdas memainkan peran 'intelejen' yang cerdik. Di pagi dan siang hari Abdullah dengan sangat cool mengikuti forum-forum Quraisy, menyaring segala informasi, ikut 'nimbrung' dalam diskusi-diskusi mereka seolah-olah taka ada apa-apa. Dan dimalam harinya Abdullah melaporkan pada ayahandanya dan Rasulullah di goa Tsur.Rapi dan cerdik.
begitu pula Asma' dan Aisyuah yang diusai belia mereka sudah menunjukkan loyalitas dan besarnya peran perempuan dalam dakwah.tugas membawa dan mengantarkan bekal untuk Rasulullah dan ayah merak tent bukan tanpa resiko. perempuan-perempuan yang digembleng oleh dakwah generasi awal itu teguh, pemberani, sangat besarpengorbanannya. ide membagi dua ikat pinggang yang dilakukan Asma' menunjukkan kreatifitas dan kecakapan
ibrah : dakwah memerlukan kader-kader yang kreatif, jeli, teliti dan siap berkorban untuk misi dakwah. Tua, muda semua melakukan peran-peran yang mampun mereka lakukan. Tidak ad alasan bagi para kader dan aktivis dakwah untuk 'duduk-duduk' dan bersantai sebabb pkerjaan dawah ini sangat banyak!
IBRAH UMUM
secara Umum, hijrah Rasulullah memberikan ibrah sebagai berikut
1. Pengorbanan dan Keikhlasan
ditunjukkan oleh Muhajirin dan Anshor yang mereka dijaminkan kemuliaan karena pengorbanan mereka. kaum muhajirin meninggalkan apa-apa yang mereka punya di kampunghalamannya (harta, keluarga, jabatan, kenyamanan) dan Kaum Anshor rela berbagi apapun yang mereka miliki untuk saudara-saudara mereka kaum Muhajirin. Padahal kaum Anshorpun bukan orang-orang kaya.
bahwa sebagai aktivis dakwah kita harus mampun memunculkan keikhlasan dan pengorbanan yang mungkin menyentuh wilayah-wilayah pribadi kita.
2. Kreatifitas dan Optimis
Hijrah memberikan ibrah bahwa kita para aktivis dakwah harus selalu optimis dan kreatif dalam memunculkan ide-iede baru dan semangat dalam mengelola dakwah ini. Jangan hanya mengalir dan puas menjadi penonton sja. Kreatifitas menghadapi objek dakwah yang berbeda kultur, usi adan latarbelakang menjadikan kita terus berpikr memenangkan dakwah.
3. Kerjakeras dan Tawakkal
Mengapa Hijrah Rasulullah tidak bergelimang fasilitas padahal Rsulullah diberi fasilitas Bouraq pada saat isra' mi'raj? :) Mengapa Rasulullah tidak meminta kemudahan dri Allah?
Luar biasa. Hijrah dn prosesnya menunjukkan pada kita bahwa setiap hal dalam dakwah ini sangat memerlukan kerja keras. proses dan ikhtiar mendahului tawakkal. rasulullah mengatur strategi, menyewa penunjuk jalan dan menyuruhnya berputar, bersembunyi 3 hari agar jejakmereka tertiup angin, para sahabat diatas dengan perannya masing-masing mensukseskan proyek hijrah dengan sungguh-sungguh. Dan Allahpun memberikan pertolongan-pertolongan yang bukan 'sim salabim'.
inilah pelajaran bahwa kita harus terus bekerja keras dalam dakwah. Tidak boleh kita mendahulukan 'tawakkal' dan menggantungkan pada hal-hal yang kbetulan. Sifat 'njagakne' danseenaknya dalam dakwah tidak akan mendatangkan kebaikan apalagi pertolongan Allah. Pertolongan Allah harus kita upayakan agar kita pantas mendapatkannya
demikian rangkuman dari kajian menjelang tahun baru ijriyah yang mampu saya serap dan saya 'tularkan' kembali semoga menjadi inspirasi dan semnagt baru, khususnya untuk diri saya. Maaf jika terlalu panjang...Maturnuwun kepada Ust. Hatta Syamsuddin, Lc :) atas kajiannya sore itu.
Assalamualaikum kajian yang manfaat , mhn ijin copas utk share di FB
BalasHapusAlhamdulillah Luar bisa, mohon izin kopas ya
BalasHapus