Jumat, 10 Juni 2011

Liburan Anak-anak , awas Jangan Malah Stress!

Ini celetukan jujur ibu-ibu muda pas terima raport (termasuk  kadang saya)
“Weess liburan aku malah stress, lha pie ndak mandeg mandeg lho maunya.Kalao udah pergi ke neneknya lumayan” jiaah. Ada lagi
 “Lha pie kalo mereka libur kita ndak libur kerja, trus budget jadi bengkak, yang bikin sebel, kita tambah stress karena gak bisa ajak mereka main juga, antara kasian dan gak berdaya” hiks hiks
Tidak dipungkiri, moment liburan menjadi saat yang kini justru tidak terlalu menyenangkan. Tepatnya mencemaskan bagi orang tua. Banyak kemungkinan sebab. Mungkin, karena saat liburan anak-anak para orangtua tidak libur, terutama yang keduanya bekerja. Padahal, mereka  biasa menitipkan anak-anak disekolah atau tempat penitipan anak seharian.Lha kalu libur? Stress juga kan?Kedua, bagi ibu-ibu yang tidak bekerja seperti saya, jujur lho ya, kadang kita tidak ‘siap’ membersamai anak-anak dirumah lebih lama, biasanya kita bisa sedikit lega saat mereka sekolah meskipun hanya sampai siang.Lha kalu liburan? Bisa-bisa seharian kita teriak-teriak. Masya Allah hehe
Ya, mungkin tulisan ini sekedar  pengingat diri sendiri . Sedikit tips aja, yang ingin saya cobakan untuk liburan beberapa hari lagi. Supaya saya yang sehari-hari memang bekerja dirumah ini juga bisa benar-benar ‘membersamai’ anak-anak tidak sekedar ‘nyambi’ nemeni mereka.
1.Apa yang KITA lakukan, musyawarah yuk!
Mengajak anak-anak merencanakan liburan mereka sendiri akan membantu kita menyiapkan apa yang mereka mau. Toh ini adalah hak mereka untuk menikmati waktu dirumah. Kegiatan apa yang akan kita lakukan bersama, dimana bagaimana, dan berapa anggarannya. Tidak harus  berlibur ketempat-tempat yang mahal dan keluar rumah. Merencanakan liburan dirumah tapi dengan kegiatan yang variatif asyik juga.
Yang harus kita siapkan adalah : enjoy dan menghargai pilihan mereka. Katakan saja jika memang kita hanya memiliki anggaran terbatas. Kalau saya, ingin mengajak anak-anak menata ulang kamar mereka, mengecat kaleng-kaleng bekas jadi aneka wadah pernik dan membuat kue, dan mengunjungi rumah baca di rumah kontrakan lama kami ,insya Allah.
2. Jika memang Anda Tidak LIBUR
Mungkin memang rasanya serba salah, tapi bagaimana lagi. Jika memang anda adalah orangtua bekerja yang tidak libur, mungkin memang harus menyempatkan waktu sedikit lebih banyal Atau, biarkan mereka ke rumah nenek atau paman, atau beri kepercayaan mereka berlibur dengan teman sebaya jika memang sudah bisa dilepas. Jika tempat bekerja kita fleksibel dan anak-anak bisa kita kondisikan untuk ikut ke kantor/tempat kerja bagus juga. Biasanya dengan begitu mereka akan lebih berempati dengan pekerjaan kita. Jika ini yang anda pilih, siap-siaplah untuk mengenalkan anak pada teman-teman anda, atasan, atau bahkan satpam, dan pilihlah di hari-hari yang tidak terlalu sibuk.
Jika pilihan jatuh pada berlibur dirumah nenek atau kerabat, bersiap-siaplah dengan beberapa pola yang mungkin akan melonggar, atau bekerjasamalah dengan pihak-pihak ‘tuan rumah’ untuk menjaga pola dan aturan yang berhubungan dengan waktu makan, sholat, menonton Televisi. Upayakan anak bermain aktif, tidak didepan televisi atau game.Ini berlaku pula jika anak hanya dirumah dengan pengasuh. Oya, bisa juga membuat family gathering dengan anak-anak teman, siapa tau justru menjadi awal yang baik untuk kegiatan positif mereka dihari-hari selanjutnya
3. Hindari terlalu banyak JANGAN, Libatkan saja!
Mungkin yang menjadikan bertambah stress karena kita tidak siap berbagi waktu.Kalau sudah begini, sungguh kita bisa sangat menghargai guru-guru dan pengasuh anak-anak kita di TK, PAUD, sekolah fullday atau tempat penitipan. Disaat liburan, anak-anak cenderung ingin melakukan apa yang kita lakukan, sebenarnya. Sayangnya, kita-orang dewasa- disekitar mereka belum siap. Maka terjadilah teriakan-teriakan larangan “Huuh…jangan begitu, jangan begini. Sudah-sudah tidak usah ikut-ikutan, tuh kaaan apa ibu bilang, pecah kan? Suruh liat tivi aja gak mau sih. Sudah kamu nonto VCD aja ya?Atau sudah kamu ajak adik main ya?ibu mau beberes” Fiiuuuh….jujur, saya pernah begitu
Tapi kemudian, saya tau ini sebenarnya waktu mereka untuk belajar bersama kita. Maka yang kita harus lakukan sebenarnya adalah : mengajak mereka bekerjasama. Hasilnya? Putri tertua saya sudah mulai bisa membantu saya dan mbak pengasuh mencuci piring, sudah mulai ‘peka’ bahwa kamarnya kotor harus ditata ulang, sudah mulai punya usul untuk menyortir mainan. Ya ya, libatkan saja. Banyak melarang bukan hanya menjadikan mereka agresif negative tapi juga melelahkan kita.
4. Jangan Nyambi, mak!
Mak, bund, umi, mama, ibu, mungkin kita-kita yang dirumah ini sering punya waktu banyak tapi hambar dimata anak-anak. Makanya, mungkin kita harus mengusahakan untuk sedikit ‘menjamu’ mereka yang sedang liburan itu. Membersamai mereka bukan sekedar ada. MAtikan computer, FB, minimalkan telpon-telponan, BB an saat sedang bersama anak.
Saya bukan ibu yang sempurna. Saya pernah diprotes anak-anak sampai akhirnya saya putuskan tidak abai terhadap waktu bersama. Ya, memang dengan membersamai mereka, ada nilai-nilai yang bisa kita masukkan lewat cerita, gerak dan lagu, tebak kata, mencipta puisi dan saling bercerita. Semoga.
5.Siapkan anggarannya
Mungkin memang anggaran liburan anak-anak harus kita rencanakan. Bukan hanya untuk belanja, senang-senang, makan-makan diluar. Dirumah pun kita harus punya anggaran. Sederhananya, jika liburan ini saya ingin mengajak anak-anak membuat handycraft, mengecat kaleng, membuat kue, saya pun harus mempersiapkan anggaran. Hehe jer basuki mowo bea, iya kan? Mungkin sekali lagi, tak harus selalu mengakomodir keinginan anak-anak. Oya, jangan banyak menuruti hasrat jajan anak-anak disaat liburan ya .
Oke semoga liburan kali ini bisa menjadi refreshing dan berkesan, mendidik, buat mereka juga buat kita, jangan malah stress. Have a nice holiday!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar